Makalah MPN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan.
Tidak satupun mahluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung
air.
Air
minum untuk sebagian besar daerah tempat tinggal dan kota diperoleh dari permukaan
sungai, kali, dan danau. Persediaan air alamiah semacam itu, terutama kali dan
sungai, kemungkinan besar tercemar oleh sampah domestic, pertanian, dan
industry. Banyak penduduk kota tidak menyadari bahwa air yang mereka pakai itu
telah digunakan sebelumnya. Penggunaan air kembali air merupakan suatu proses
alamiah, sebagaimana diperlihatkan dalam siklus hidrologis. Tetapi di masa kini
ada pandangan baru mengenai penggunaan kembali air, meningkatnya jumlah
penduduk, adanya kebutuhan air dalam jumlah banyak untuk keperluan industry
maupun untuk irigasi daerah pertanian, telah menciptakan tuntutan baru terhadap
sumber air yang tersedia. Sejalan dengan hal tersebut, telah timbul minat
terhadap pengembangan metode-metode yang dapat diterima untuk membuat air
“bekas pakai” menjadi aman dan sesuai untuk digunakan kembali.
Kontaminan
yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori: kimiawi, fisik, dan
hayati. Kontaminan-kontaminan tertentu dalam setiap kategori ini dapat
mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas air. Dalam bab ini yang akan dibahas
ialah kategori hayati.
Dalam bidang mikrobiologi pangan, dikenal istilah bakteri
indikator sanitasi. Dalam hal ini pengertian pangan adalah pangan seperti yang
tercantum pada Undang-Undang Pangan No. 7 tahun 1996 yang mencakup makanan dan
minuman (termasuk air minum). Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri
yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut
pernah tercemar oleh kotoran manusia. Mengapa demikian? Karena bakteri-bakteri
indikator sanitasi tersebut pada umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan
hidup pada usus manusia. Jadi adanya bakteri tersebut pada air atau makanan
menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan
tersebut pernah mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia
dan oleh karenanya mungkin mengandung bakteri patogen lainnya yang berbahaya.
Karena
mempunyai potensi untuk berlaku sebagai pembawa mikroorganisme patogenik, air
dapat membahayakan kesehatan dan kehidupan.
Bakteri
yang paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah E. coli ,
karena bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus manusia, umumnya bukan
patogen penyebab penyakit sehingga pengujiannya tidak membahayakan dan relatif
tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis keberadaannya di dalam air yang
notabene bukan merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri.
Keberadaan E. coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki
korelasi tinggi dengan ditemukannya patogen pada pangan.
Bakteri
golongan coliform merupakan bakteri
yang dapat hidup hanya pada usus hewan mamalia termasuk manusia. Penyebaran
kotoran baik manusian dan hewan yang tidak terkontrol dalam lingkungan perairan
dapat menyebabkan lingkungan perairan tercemar oleh bakteri ini. Untuk
mengetahui jumlah sel bakteri golongan coliform
yang terdapat dalam sampel air, dilakukan metode Jumlah Perkiraan Terdekat atau
Most Probable Number, untuk
menentukan apakah air yang digunakan masih sesuai peruntukannya sebagai air
minum atau tidah.
Tulisan
ini akan membahas tentang mengapa bakteri-bakteri tersebut diuji sebagai
indikator air minum dan apa arti keberadaan bakteri-bakteri tersebut di dalam
air minum maupun makanan
1.2 Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah untuk mengetahui bakteri coliform dan mengetahui uji
coliform dengan metoda MPN (Most Probable
Number).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bakteri Coliform
Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram
negative, tidak membentuk spora, aerobic, dan anaerobic fakultatif yang
memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada
suhu 35 C (Pelczar.et.al.,1988).
Coliform
digunakan untuk menunjukkan kualitas air minum.
Sejumlah besar bakteri yang berbeda, termasuk: E-coli, Enterobacter, Klebsiella, Serratia,
Citrobacter dan Proteus termasuk
dalam kelompok Coliform total.
Kelompok Coliform
tinja itu berdasarkan kelompok dari coliform
total dan memiliki bakteri lebih sedikit.
Coliform
tidak berubah warna atau rasa dari air. Satu-satunya cara untuk mengetahui jika mereka hadir di dalam air
adalah tes laboratorium. Mereka semua dapat dihancurkan
oleh air mendidih.
Istilah
“mikroorganisme indicator” sebagaimana digunakan dalam analisis air mengacu
pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti
bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja dari manusia atau hewan berdarah
panas. Artinya terdapat peluang bagi berbagai macam organisme patogenik yang
secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk kedalam air
tersebut.
Beberapa
ciri penting suatu organisme indicator ialah:
1. Terdapat
dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2. Terdalam
dalam air bila ada pathogen
3. Jumlah
mikroorganisme indicator berkolerasi dengan kadar polusi.
4. Mempunyai
kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada pathogen.
5. Mempunyai
sifat yang seragam dan mantap.
6. Tidak
berbahaya bagi manusia dan hewan.
7. Terdapat
dalam jumlah yang lebih banyak daripada pathogen.
8. Mudah
dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.
Terdapat 3 jenis bakteri yang dapat
digunakan untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi yaitu Escherichia coli ,
kelompok Streptococcus ( Enterococcus ) fekal dan Clostridium
perfringens .
Diantara
organisme-organisme yang dipelajari, yang hampir memenuhi semua persyaratan
suatu organism indicator yang ideal ialah Escherichia
coli dan kelompok bakteri coli
lainnya. Bakteri-bakteri tersebut dianggap sebagai indikato polusi tinja yang
dapat diandalkan (Pelczar.et.al.,1988). Bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus manusia,
umumnya bukan patogen penyebab penyakit sehingga pengujiannya tidak
membahayakan dan relatif tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis
keberadaannya di dalam air yang notabene bukan merupakan medium yang ideal
untuk pertumbuhan bakteri. Keberadaan E. coli dalam air atau makanan
juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya patogen pada pangan.
E.coli
adalah genus dan spesies dari kelompok Coliform
tinja. E.coli hadir di usus hewan berdarah panas dan manusia. Keberadaan E. coli dalam
air minum di hampir semua kasus menandakan polusi kotoran segar. Sebagian besar E.coli
strain tidak berbahaya, (kecuali strain E.
coli 0157: H7) tetapi kehadiran E.coli
dalam air menunjukkan probabilitas
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking